Search Results for 'Gasma'


Parepare, Tribun — Laga semifinal antara tuan rumah Persipare Parepare melawan Gasma Enrekang di Stadion Gelora Mandiri, Selasa (26/6), terpaksa dihentikan di menit 55 akibat kerusuhan yang melibatkan pemain kedua tim dan penonton.
Panitia memutuskan melanjutkan sisa pertandingan selama 35 menit di tempat yang sama, Rabu (27/6) pukul 08.00 wita, tanpa penonton.

Bentrokan terjadi dua kali pada pertandingan yang untuk sementara dimenangkan tuan rumah 1-0 berkat gol yang dicetak Mugianto di menit 19.
Bentrokan pertama terjadi usai wasit Saada meniup peluit turun minum. Belum sempat meninggalkan lapangan, Saada diserang pemain Gasma yang kecewa dengan kepemimpinan wasit.
Saat aparat keamanan dan panitia mengamankan aparat pertandingan menuju ruang ganti, bentrokan lain terjadi antarpendukung dua kesebelasan.
Pendukung Gasma yang umumnya menempati tribun tertutup kanan terlibat aksi saling lempar dengan pendukung Persipare yang menempati tribun utara.
Aksi saling lempar botol air minum yang melayang di atas tribun VIP itu berlangsung sekitar 15menit sebelum aparat keamanan berhasil mengendalikan situasi.
Saat jedah, kubu Gasma bersama para pendukungnya terus menerus berteriak meminta wasit Saada digantikan di babak kedua.

Wasit Diganti
Demi pertimbangan keamanan, Ketua Panitia Habibie Cup 2007 Andi Faizal A Sapada, mengabulkan permintaan kubu Gasma. Namun masalah belum juga selesai.
Saat pemain dua kesebelasan memasuki lapangan, wasit tidak muncul. Wasit dan hakim garis trauma mendapat perlakuan kasar dari pemain, ofisial tim, serta para penonton.
Setelah panitia bersama aparat keamanan meyakinkan keselamatan wasit di babak kedua, mereka baru keluar. Sesuai permintaan kubu Gasma dan Persipare, Saada kemudian digantikan oleh Dadang Talani.
Kerasnya permainan kedua tim membuat Dadang harus mengeluarkan kartu kuning untuk pemain Persipare Junaid Ge’ly.
Lagi-lagi, pemain Persipare dan Gasma melakukan protes besar-besaran hingga ofisial dan pemain cadangan pun ikut masuk mengeroyok wasit pengganti itu.
Saat suasana tidak terkendali meskipun aparat keamanan sudah masuk melerai, pemain Gasma, Muzakkir, berhasil melayangkan tendangan ke dada kanan Dadang yang memaksanya mengeluarkan kartu merah.

Wasit Mogok
Tidak terima rekannya diganjar kartu merah, pemain, ofisial, hingga pelatih Gasma Ayyub Khan pun ikut masuk ke lapangan.
Seluruh perangkat pertandingan akhirnya meninggalkan lapangan menuju ruang ganti dengan pengawalan ketat oleh aparat keamanan meski terus menerus dikejar kubu Gasma.
Tim asuhan Ayyub itu pun sempat meninggalkan lapangan dan mengancam tidak akan melanjutkan pertandingan. Tapi tidak lama berselang, mereka kembali masuk dan siap bertanding.
Kali ini, wasit menolak untuk memimpin pertandingan karena menilai para pemain sudah tidak bisa lagi menahan diri.
“Kejadian pengeroyokan terhadap kami sudah terjadi dua kali. Tidak ada jaminan kami bisa selamat karena pemain sepertinya tidak ingin main bola tapi hanya ingin berkelahi dan memukuli kami,” kata Dadang.
Setelah berembuk dengan manajer kedua tim, aparat keamanan, dan panitia, akhirnya diputuskan untuk melanjutkan pertandingan keesokan harinya, Rabu (27/6), pukul 08.00 wita.

saling lempar di habibie cup

  • Saat turun minum, Saada didatangi dan dipukuli pemain Gasma
  • Pendukung Persipare dan Gasma terlibat saling lempar
  • Babak kedua tertunda sekitar 35 menit akibat aksi mogok Gasma dan wasit
  • Memasuki babak kedua, keributan kembali terjadi setelah Muzakkir (Gasma) diganjar kartu merah karena menendang wasit
  • Panitia dan inspektur pertandingan memutuskan melanjutkan pertandingan tanpa penonton, pagi ini. (mih/rip)

Persim Maros vs Gasma Enrekang

Parepare, Tribun — Tim Gasma Enrekang asuhan Ayub Khan akan mengandalkan duet maut, M Saing alias Salas dan Akbar Mallarangan, menghadapi Persim Maros di partai pertama Pool B, Kamis (14/6) sore ini.
“Saya percaya kemampuan duet Salas-Akbar bisa diandalkan untuk menembus pertahanan lawan. Namun kami tak ingin sesumbar. Kami masih buta kekuatan Persim. Saya hanya tahu pelatihnya, Syamsuddin Batola,” kata Ayub.

Ayub yang datang membawa Gasma dengan target juara, menyebutkan, timnya akan tampil maksimal di laga perdananya melawan Persim yang diperkuat mantan pemain PSM, Zain Batola.
Sementara kubu Persim yang dimnajeri putra Bupati Maros, A Ilham Najamuddin, tak gentar menghadapi Gasma yang selama ini menjadi langganan peserta Habibie Cup.
“Kami juga datang dengan target juara di ajang ini. Jadi besok (hari ini) adalah laga penentu bagi kami. Kami siap tampil allout dan berjuang memetik kemenangan,” tegas ofisial Persim, Awaluddin Jamal.(rip)

prakiraan pemain:
Persim (3-5-2): Pavon; Rahmat, Aan, Zain Batola; Samuel, Imran, Syahrul, Darma, Irwanto Moses; Syamsuddin, Heri
Pelatih: Syamsudin Batola
Gasma (4-4-2): Yahya; Suaib Sudur, Risman, Jaelani, Muzakkir; Iccang, Irman, Yusri, Hendra; Salas, Akbar Mallarangan.
Pelatih: Ayub Khan

Persema Mamasa Janji Tampil Fight

Parepare, Tribun — Tim debutan Persema Mamasa yang mewakili Sulawesi Barat berjanji menampilkan laga seru menghadapi Persigowa Gowa untuk merebut poin di Pool C.
Sebagai peserta baru di Habibie Cup tahun ini, Persema datang dengan target dan motivasi khusus. Mereka ingin menjadi tim debutan yang mampu membuat kejutan.
Pelatih Persema Mamasa Pilemon bersama 20 pemainnya diamanahkan target yang sederhana di awal keikutsertaannya di Habibie Cup.
“Target awal kami bisa tembus delapan besar mengingat kami baru di ajang ini,” kata Pilemon.
“Jika lolos di babak tersebut barulah kita berhitung ke target selanjutnya. Jika kami sukses menembus delapan besar tentu tim kami akan diperhitungkan panitia untuk diundang lagi tahun depan,” jelasnya.
Melawan Persigowa yang cukup berpengalaman di Habibie Cup, Pilemon menargetkan merebut poin penuh. Sebab menurutnya laga perdananya tersebut sangat penting untuk melangkah ke babak selanjutnya.
“Saya sudah instruksikan kepada pemain agar tampil fight namun tidak menjurus kasar. Kami yakin pertandingan ini akan seru karena lawan kami juga baru mengikuti ajang ini,” paparnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Persigowa sempat absen di turnamen terbesar di Sulsel ini. Keikutsertaannya tahun ini pun terkesan dadakan dan tanpa target.

skuad inti persema mamasa
Kiper: Farhan; Belakang: Aco Riki, Domingus, Kasim; Tengah: Abd Hafid, Hamdi Wijaya, M Ilham, Mustafa, Hamdan; Depan: Muchlis, Marhaens
Pelatih: Pilemon
Manajer: Amos Pagundu (rip)

ENREKANG — Turnamen Habibie Cup XVII sudah akan bergulir, 10-25 Juni di Stadion Gelora Mandiri Parepare. Sebanyak 12 tim dari Sulsel dan Sulbar akan bersaing menjadi yang terbaik di turnamen berhadiah total Rp200 juta tersebut. Salah satunya Gasma Enrekang yang kini ditangani mantan gelandang PSM, Ayub Khan. Gasma terus memantapkan persiapan dengan menggelar sejumlah uji coba. Di antaranya menghadapi Makassar Utama (MU) di Lapangan Penja Enrekang, Selasa 5 Juni, yang dimenangkan tuan rumah dengan skor 2-1.

Meski Turnamen Habibie Cup tinggal tiga hari lagi, Ayub mengakui materi timnya masih kabur. Bukan hanya komposisi tim, pola yang akan diterapkan di turnamen nanti juga belum jelas. “Saya belum bisa memberikan gambaran tim saya, termasuk pemain yang akan kami bawa. Semua masih belum jelas,” ujar Ayub kepada Fajar, kemarin.

Pada laga uji coba melawan MU, gambaran materi Gasma sebenarnya sudah mulai terlihat. Di tim ini hadir sejumlah pemain luar seperti Muzakkir dari PS Hikma Parepare, Suaib dari Persikubar Kutai Barat, Akbar Mallarangan dari Persigo Gorontalo, dan Zain Salas dari Persipare. (k4)

ENREKANG, BKM — Tenggelam selama dua dekade, Gabungan Sepakbola Masserempulu (Gasma) Enrekang, menjelma menjadi kekuatan yang sangat ditakuti di kancah sepakbola Sulsel. Terpilihnya La Tinro La Tunrung, menjadi Bupati Enrekang, secara tidak langsung merangsang bangkitnya semangat sepakbola di Enrekang.

Hal ini wajar karena selama ini La Tinro dikenal sebagai sosok yang gila bola. Di Ligina II dan III, ia menjadi manajer tim PSM Makassar berlaga di divisi utama. ”Enrekang punya banyak talenta bagus di sepakbola. Maka, tentu sangat sia-sia jika tidak dimanfaatkan dengan baik,” kata La Tinro, dalam sebuah kesempatan
Bupati ini memang membuktikan janjinya. Hanya berselang dua tahun semenjak memimpin, ia langsung menyulap timnya menjadi tim yang disegani. Kiprah tim ini tak hanya di seputaran Sulsel. Tetapi bahkan bisa menembus hingga persaingan sepakbola di Indonesia Timur dengan lolos berlaga di divisi dua.
Sayangnya, kiprah perdana mereka di Divisi II PSSI 2006, belum menunjukkan hasil yang bagus. Tergabung di Grup IV B bersama tim lain di Sulsel seperti Perssin Sinjai, Gaspa Palopo dan Persigowa serta tuan rumah Persidago Gorontalo, mereka langsung keok.
Tim Bumi Massenrempulu itu terbenam di dasar klasemen karena hanya mengumpulkan satu poin. Poin perdana Gasma diperoleh pada pertandingan ketiganya menghadapi Persinab Nabire, yang berakhir 1-1. Sebelumnya Gasma kalah dari Perssin 0-1 dan Persidago 1-4.
Untuk Liga Sulsel ini, mereka menyatakan siap untuk ikut serta. Kesiapan tim bukan menjadi masalah karena mereka memang sudah memiliki pemain yang siap dimainkan. (R6-mal)

PAREPARE — Ambisi PSM Makassar dan Perspin Pinrang untuk meraih Piala Bergilir Habibie Cup yang sudah lama lepas gagal. Dalam pertarungan di babak perempat final (delapan besar) di Stadion Gelora Mandiri Parepare, Senin 25 Juni, kedua tim tersebut tersingkir setelah kalah dari lawan-lawannya lewat drama adu penalti.PSM yang bermain imbang 0-0 di babak normal takluk dari Gasma Enrekang dengan skor 0-2 dalam adu penalti. Empat eksekutor PSM dari lima yang disiapkan, yaitu Aditya Putra Dewa, Iqbal Amir, M Aidil, dan Suhardi, tak berhasil melesatkan gol dari titik putih. Nakir yang menjadi eksekutor kelima PSM tak menendang karena PSM sudah kalah 0-2.

Sementara dari lima penendang Gasma Enrekang, Akbar Mallarangan, Muzakkir, Anto, Risman, serta Ichsan, dua di antaranya sukses mengeksekusi bola penalti. Keduanya adalah Akbar dan Ichsan. “Kekalahan ini lebih karena faktor mental pemain saja. Pemain-pemain kami yang masih muda belum bisa mengatasi tekanan,” dalih pelatih PSM, Bahar Muharram.

Hal senada diungkapkan manajer PSM, Yusuf Gunco. “Pemain sudah bermain luar biasa sepanjang pertandingan. Namun, dewi fortuna lebih berpihak pada lawan,” katanya.

Meski menang, pelatih Gasma Ayub Khan memberikan pujian ke PSM. “PSM main bagus. Namun pemain kami lebih matang dan punya pengalaman,” ujar Ayub.

Pada pertandingan jam kedua, Perspin juga dipaksa out dari turnamen ini setelah kalah dari PS Sandeq Polman. Mereka takluk 3-4 setelah melalui drama adu penalti. Di babak normal, kedua tim bermain imbang 1-1. Sandeq unggul lebih dulu lewat gol Irianto pada menit ke-26 dan dibalas Supardi di menit ke-56. Saat adu penalti, Perspin hanya memasukkan dua gol, sementara Sandeq memasukkan tiga gol.

“Dari awal, saya memang sudah menyiapkan algojo penalti. Antisipasi kami ternyata berbuah hasil positif. Kami bisa menang dan melaju ke semifinal. Untuk permainan di babak normal, anak-anak sedikit tegang. Buruknya lapangan juga membuat stamina mereka cepat drop,” kata pelatih Sandeq, Ahmad Syukri.

Kubu Perspin sangat kecewa dengan kekalahan ini. Apalagi, tim Bakka Lolona Sawitto baru ikut kali ini setelah tujuh tahun absen dari turnamen paling akbar di Sulsel ini. “Tim kami sudah berjuang maksimal. Tapi keberuntungan tak berpihak ke Perspin,” ujar pelatih Perspin M Saleh Subhana. (amr)

KUBU Persim Maros sepertinya menyadari betul posisinya yang di ujung tanduk. Tak heran, jika mereka khawatir Perspin Pinrang dan Gasma Enrekang yang bertanding pada partai penentuan, 22 Juni akan memainkan sepak bola gajah –sebuah istilah di Indonesia yang dipakai untuk sebuah pertandingan yang skornya sudah diatur.

“Kami berharap mereka (Gasma dan Perspin, red) tidak memainkan sepak bola gajah. Karena itu, mereka tetap harus main normal dan mengedepankan fair play,” kata pelatih Persim, Syamsuddin Battola.

Menangggapi hal itu, pelatih Gasma, Ayub Khan menepis adanya niat untuk memainkan sepak bola gajah untuk menggugurkan Perspin. “Dalam kamus saya, tidak ada istilah main mata. Kami tetap akan menjunjung tinggi sportivitas,” tegas Ayub.

Pelatih Perspin M Saleh Subhana juga mengaku tidak pernah memikirkan pengaturan skor dengan Gasma. Karena itu, timnya tetap akan bermain normal dan berusaha untuk menang.

“Kami akan tampil habis-habisan. Karena partai ini memang sangat menentukan. Kami juga sudah menyiapkan sedikit pembenahan di tim untuk meredam Gasma,” janji Saleh. (amr)

Pare-Pare-Persaingan berebut posisi top skorer di hari ketiga Turnamen Habibie Cup XVII mulai terlihat. Saat ini, tiga nama menempati posisi teratas dengan koleksi dua gol. Ketiga pemain itu yakni, striker Gasma Enrekang, Akbar Mallarangan, striker Persipangkep, Iccang, serta gelandang Gasta Takalar, Rahimullah. Hanya saja, dari tiga nama itu, peluang Rahimullah hampir pasti tertutup.

Pasalnya, setelah takluk dari Persipangkep, Gasta harus tersingkir dari turnamen ini. Rahimullah sendiri, kemarin kembali mencetak satu gol cantik ke gawang Pangkep lewat tendangan kerasnya dari luar kotak penalti. Satu gol lainnya diciptakan Rahimullah lewat eksekusi bola mati ke gawang Persipare di laga pembuka even ini.

Iccang sendiri, di pertandingan perdana Persipangkep berhasil menyarangkan dua dari tiga gol ke gawang Gasta. Dua gol itu menempatkan dia sejajar dengan Akbar yang satu hari sebelumnya juga menciptakan dua gol bagi Gasma.”Saya bersyukur bisa menciptakan gol. Ini berkat strategi jitu pelatih dan bantuan teman-teman. Mudah-mudahan di partai berikutnya, saya bisa menambah pundi-pundi gol saya,” kata Iccang usai pertandingan kemarin.

Iccang sendiri bukan baru kali pertama mencicipi Habibie Cup. 2005 lalu, ia sempat membela PSM Makassar. Saat itu, pemain mungil ini berhasil mencetak lima gol. “Saya berharap bisa mencetak lebih banyak gol lagi. Ini penting untu mewujudkan ambisi saya menjadi top skor tahun ini,” ujarnya. (amr)